Gerakan sadar gizi perlu untuk ditingkatkan, sebagai usaha preventif untuk menekan angka malnutrisi terutama bagi masyarakat di perkebunan teh. Kurangnya makanan bervariasi serta minimnya pengetahuan pentingnya gizi menjadi kendala masyarakat untuk memberikan makanan bergizi bagi keluarga petani teh, disamping kendala lain seperti akses jalan yang jauh menuju pasar, tingkat ekonomi yang rendah serta pola pikir yang terlalu konvensional dalam mengkonsumsi makanan.
Guna merubah pola pikir masyarakat mengenai pentingnya gizi bagi masa depan keluarga, perlu dilakukan sosialisasi dan usaha usaha yang dapat diadopsi oleh petani teh. Sosialisasi yang dilakukan tidak hanya satu kali namun berulang kali agar pesan gizi dapat diterima oleh masyarakat. Seperti yang dilakukan oleh BWI dan FPPG Kab. Bandung melaksanakan sosialisasi tentang Gizi pada tanggal 3 November 2015 di Aula Desa Rawabogo, Kecamatan Ciwidey, Kabupaten Bandung, Jawa Barat. Pertemuan yang dibuka oleh Kepala Desa Rawabogo, Bapak Cecep N. A. Prawira tersebut dihadiri oleh istri petani teh, anggota kelompok tani, dan perwakilan FPPG Kabupaten Bandung.
Materi disampaikan oleh Bapak Adhit & Theo dari BWI dan Bapak Endang dan Ibu Tutik dari FPPG Bandung. Beberapa materi yang disampaikan dalam pertemuan tersebut diantaranya membahas tentang pengertian dasar gizi, variasi makanan sehat, pentingnya garam beryodium, kesehatan ibu hamil, 1.000 hari masa emas anak dan makanan pendamping ASI. Point penting dalam materi yang disampaikan adalah bahwa gizi mempengaruhi tumbuh kembang anak yang dapat memberikan dampak positif bagi masa depan anak anak.