Dalam usia tumbuh kembang, anak-anak Indonesia banyak mengalami kegagalan karena faktor kurangnya asupan gizi. Hal ini dikatakan oleh Ketua Persatuan Dokter Gizi Klinik Indonesia, Prof Dr dr Abdul Razak Thaha.
"Kegagalan pertumbuhan anak sejak di dalam kandungan sampai dua tahun dampaknya besar. Seluruh ahli di dunia sepakat dengan hal ini, karena kalau kekurangan asupan nurtrisi masalahnya tidak hanya kecerdasan, tetapi di masa tuanya bisa kena risiko tidak menular," ujar Prof Abdul saat acara temu media Asupan Harian Omega 3 Anak Indonesia, di Hotel Mulia, Senayan, Jakarta, Rabu (25/3/2015).
Menurutnya, Indonesia saat ini masuk satu era baru dalam bidang kesehatan yaitu mengalami bencana gizi. Itu semua yang menyebabkan perkembangan dan prevalensi penyakit tidak menular jadi tinggi.
"Hanya dalam waktu enam tahun ada peningkatan penyakit tidak menular yang cepat. Misalnya di masa mendatang, mereka terkena jantung stroke, ginjal, hingga kencing manis," imbuhnya.
WHO punya catatan penting untuk penyakit tidak menular. Penyebabnya ada empat, yaitu gaya hidup tidak sehat, diet tidak sehat, aktivitas rendah dan merokok.
"Hari ini risiko tinggi ada pada diet. Makanya Kementerian Kesehatan gencar kampanye gizi seimbang. Seperti makan dengan variasi yangg sehat, aktivitas cukup, hidup bersih dan berat badan seimbang," tutupnya. (ren)
Sumber: http://lifestyle.okezone.com/read/2015/03/25/481/1124245/indonesia-masih-alami-bencana-gizi







