Sebanyak 1700 anak usai sekolah di Kota Pekalongan ditemukan dinas Kesehatan setempat, kekurangan gizi akibat konsumsi makanan yang tidak sehat, sehingga terserang penyakit anemia. Hal itu terkuak saat dilakukan pengukuran antopometri di sejumlah sekolah di Kota Pekalongan, Senin (21/09/2015).
Kasi Gizi Dinas Kesehatan setempat, Ismanto kepada wartawan menuturkan, setiap tahun pihaknya melakukan antopometri di sejumlah sekolah yang ada untuk mengetahui secara persis kondisi gizi yang ada. Tahun lalu dari 3.178 siswa yang diperiksa,hasilnya 55 persen dari siswa diantaranya mengalami kekurangan gizi antara lain hemoglobin atau anemia.
Hal itu terjadi selain faktor ekonomi juga diakibatkan kebiasaan mengkonsumsi makanan instan dan makanan siap saji. Padajal makanansiap saji tidak cukup nilai gizinya untuk tumbuh perkembangan anak.
Ditambahkan, melihat kondisi itu, peran otang tua sangat diharapkan untuk mengarahkan anaknya hanya mengkonsumsi jajanan maupun makanan yang bergizi. “Lebih baik mereka membuat kudapan sendiri untuk anaknya dengan bahan alami, mengingat banyak jananan yang tidak sehat karena mengandung bahan berbahaya,”katanya.
Dinkes juga menemukan 32 balita menderita gizi buruk, dari hasil penjaringan yang dilakukan selama Januari hingga awal Oktober 2014 lalu di seluruh wilayah Kota Pekalongan. Penderita gizi buruk ini sebagian besar berusia 2 sampai 4 tahun. Merekapun telah ditangani maksimal sehingga terlepas dari status gizi buruk.
sumber : http://krjogja.com/read/275196/1700-anak-sekolah-kekurangan-gizi.kr