Evaluasi cara budidaya teh menjadi tahap yang paling mendasar dalam upaya menuju Sertifikasi Lestari. Dengan evaluasi tersebut, petani teh dapat memahami kekurangan dari proses budidaya hingga panen teh yang selama ini dilakukan. Demi menunjang aktivitas tersebut BWI mengangkat sekolah lapang untuk tim ICS Pekalongan di kebun teh Desa Paninggaran, Kec. Paninggaran, Pekalongan, Jawa Tengah. Kulbir Mehta, Direktur Solidaridad Indonesia sekaligus ahli teh dari India, menjadi narasumber dalam kegiatan yang dilaksanakan pada tanggal 26 Agustus 2017 ini.
Dalam kegiatan sekolah lapang tersebut, Kulbir Mehta membahas beberapa hal terkait dengan budidaya tanaman teh untuk kelestarian tanaman teh dan mencapai hasil panen yang optimal. Beberapa hal yang dibahas dalam sekolah lapang ini adalah teknik pangkas yang baik dengan memperhatikan aspek kesehatan batang, teknik penanggulangan virus akar tanaman, dan teknik petik yang tepat untuk menjaga sistem periodik petik yang teratur dan menjaga kuantitas daun dalam tanaman teh. Teknik perawatan dan panen tanaman teh yang disampaikan Kulbir Mehta merupakan pengalaman dirinya sebagai ahli teh di India.
Tim ICS di Paninggaran memperoleh kesempatan baik untuk menambah pengetahuan budidaya teh dan mengetahui cara budidaya teh petani India tanpa harus langsung studi banding ke India. Dengan sekolah lapang ini, tim ICS di Paninggaran, Pekalongan, dapat langsung menerapkan pengetahuan tersebut di kebun masing-masing, sehingga dalam beberapa waktu ke depan tim ICS dapat merasakan perbedaan dari sistem budidaya yang selama ini dilaksanakan. Untuk kelanjutan dari kegiatan sekolah Lapang ini, Kulbir menyarankan kepada petani untuk membuat demplot pangkas pada tanaman teh dengan berbagai ukuran 60 cm, 66 cm dan 72 cm, fungsi dari demplot ini adalah untuk melihat perbandingan kualitas tanaman yang sudah dipangkas dengan baik dan tanaman yang tidak dipangkas. (theohadi)