Angka kematian bayi (AKB) dan angka kematian ibu (AKI) di Kabupaten Sukabumi, saat ini peningkatannya cukup mengkhawatirkan. Salah satunya, sampai sekarang AKB dan AKI di Desa Bantaragung, Kecamatan Jampangtengah, Kabupaten Sukabumi masih sangat tinggi. Pada akhir November 2015, tercatat AKB mencapai tiga sampai lima orang.
Umumnya, para ibu yang meninggal ketika melahirkan mengalami pendarahan hebat. “Selama ini angka kematian ibu dan anak di wilayah desa kami cukup tinggi dibandingkan dengan wilayah desa tetangga lainnya,” kata Kepala Dusun Cikores, Desa Bantaragung, Abdul Kholik kepada Radar Sukabumi, minggu (6/12).
Di 2014 lalu, kata dia, tingkat kematian ibu dan anak di Desa Bantaragung lebih dari empat orang. Mayoritas para ibu melahirkan mengalami kegagalan saat memperoleh rujukan ke puskesmas atau rumah sakit terdekat. Salah satu kendalanya, karena akses jalan desa yang hingga saat ini masih terisolir. Kendala ini yang menjadi penyebab sampai saat ini.
Ketika para ibu melahirkan, mengalami kegagalan dan pendarahan hebat sampai tidak bisa tertolong nyawanya. “Selama ini untuk memperoleh pertolongan persalinan ke puskesmas pembantu terdekat di sini, harus ditempuh dengan jarak sekitar 12 kilometer. Itu pun si ibu melahirkan harus terpaksa dibawa dengan cara ditandu, karena ke wilayah ini sangat sulit diakses oleh kendaraan roda dua maupun roda empat,” ungkapnya.
Oleh sebab itu, kata dia, karena mungkin jarak tempuh jalan kakinya sangat jauh dan harus berjam-jam, sehingga ibu hamil melahirkan dengan kondisi daya tahan tubuh lemah. Sebelum sampai ke tempat persalinan, ibu ada yang meninggal di jalan atau setelah sampai ke tempat persalinan. Oleh sebab itu, kematian ibu yang melahirkan dilatarbelakangi oleh jarak tempuh yang jauh ke tempat persalinan. “Ibu yang melahirkan meninggal di perjalanan atau sudah sampai di tempat persalinan,” tuturnya.
Menurut dia, bila akes jalan menuju beberapa kedusunan di Desa Bantaragung masih terisolir, kemungkinan setiap tahun AKI dan AKB akan terus meningkat. Untuk itu, ke depan secara bertahap Pemerintah Daerah Kabupaten Sukabumi agar dapat memperhatikan masalah peningkatan badan jalan menuju beberapa wilayah di desa ini. “Kalau tidak, mungkin tingkat kematian ibu dan anak di wilayah ini akan sulit terkendali. Setiap tahun mungkin saja ada ibu dan anak meninggal dunia,” katanya.
Selain karena terkendala akses jalan, lanjut dia, tingkat sosialisasi mengenai pencegahan kematian ibu dan anak yang dilakukan petugas puskesmas maupun Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Sukabumi relatif masih sangat rendah. Padahal, pengetahuan ibu melahirkan mengenai pencegahan kematian, saat melahirkan sangat dibutuhkan. “Yang jelas, hingga saat ini khusus wilayah kami sangat sulit tersentuh untuk kegiatan sosialisasi program apapun dari pemerintah. Termasuk sosialisasi mengenai pencegahan ibu dan anak,” paparnya.
Sementara itu, Tokoh Masyarakat Desa Bantaragung, Herman mengungkapkan, pihaknya berharap ke depan Pemkab Sukabumi dapat memperhatikan masalah infrastruktur jalan, penerangan lampu listrik dan masalah sarana prasarana layanan kesehatan masyarakat lainnya. Dengan begitu, diharapkan ke depan secara bertahap tingkat kematian ibu dan anak pun bisa terus diminimalisasi.
“Peningkatan infrastruktur jalan serta fasilitas kesehatan kesehatan patut untuk ditingkatkan di wilayah kami,” ungkapnya.
Terpisah, Sekretaris Daerah (Sekda) Kabupaten Sukabumi, Iyos Somantri ketika dihubungi mengaku sangat prihatin bila di wilayah pinggiran Kabupaten Sukabumi sangat kesulitan memperoleh pertolongan medis. Untuk itu, ke depan pihaknya akan berusaha memprioritaskan pemerataan pembangunan infrastruktur jalan, penerangan lampu listrik dan kesehatan ke setiap pelosok wilayah.
“Kami sungguh prihatin bila memang sampai saat ini masih banyak daerah di Kabupaten Sukabumi yang masih terisolir, terutama belum terjangkaunya oleh layanan medis,” katanya.