Singaparna, (PR).- Saat ini, jumlah balita kurang gizi di Kabupaten Tasikmalaya mencapai 245.000 balita atau 11,5% dari populasi. Pemerintah Kabupaten Tasikmalaya berencana membangun kampung gizi di setiap kecamatan guna meningkatkan kadar gizi masyarakat di wiayah tersebut.
Dengan program kampung gizi, Pemkab Tasikmalaya berharap angka balita kurang gizi dapat ditekan. Saat ini, jumlah balita kurang gizi di Kabupaten Tasikmalaya me ncapai 11,5% dari 245.000 balita.
Selain itu, peningkatan kadar gizi juga diharapkan pada akhirnya dapat menekan jumlah kematian ibu hamil dan bayi. Pada 2015, tingkat kematian ibu hamil di Kabupaten Tasikmalaya mencapai 54 orang. Jumlah kematian tersebut meningkat dibandingkan 2014 sebanyak 31 ibu hamil.
Jumlah bayi meninggal mencapai lebih dari 300 bayi. Salah satu penyebab tingginya kematian ibu hamil dan bayi yakni belum terpenuhinya asupan gizi bagi ibu tersebut.
Kepala Seksi Gizi Dinas Kesehatan Kabupaten Tasikmalaya, Rasikin menuturkan, hingga saat ini program kampung gizi baru dijalankan di 2 kecamatan, yakni di Kecamatan Taraju dan Kecamatan Bojonggambir. Program itu dilaksanakan bekerja sama dengan sebuah LSM yang fokus pada peningkatan gizi masyarakat.
Mulai 2016, kampung gizi akan dicanangkan di 1 kampung di setiap kecamatan. Pemkab Tasikamalaya akan melakukan berbagai upaya peningkatan gizi masyarakat melalui program kampung gizi. Salah satunya dengan mendorong masyarakat menanam tanaman pangan di pekarangan rumah.
Pemkab Tasikmalaya akan menyediakan bibt tananam pangan secara cuma-cuma untuk masyarakat. "Dengan menanam tanaman pangan, gizi masyarakat bisa terpenuhi dari pekarangan rumah masing-masing", katanya kepada "PR", Senin (25/1/2016).
Untuk dapat menyediakan bibit tanaman pangan di seluruh kecamatan, Dinas Kesehatan akan bekerja sama dengan Dinas Pertanian dan Tanaman Pangan Kabupaten Tasikmalaya.
Pemkab Tasikmalaya juga akan membangun balai gizi di setiap kecamatan, seperti yang telah dibangun di Kecamatan Taraju dan Bojonggambir. Balai gizi menjadi tempat konsultasi gizi bagi masyarakat.
Selain itu, warung sebaada gizi juga akan dibangun di setiap kecamatan. Warung gizi menjadi tempat masyarakat menjual berbagai hasil tanaman yang ditanam di pekarangan rumah.
Harus berkesinambungan
Ketua Forum Petani Peduli Gizi Kabupaten Tasikmalaya, Yanti Marlianti mengatakan, program kampung gizi sebenarnya tidak hanya berlaku bagi warga satu kampung, tetapi mencakup warga seluruh warga kecamatan tersebut.
Pada balai gizi, ibu hamil dapat memeriksa kandungannya dan mendapat pil penambah darah secara gratis. Ibu hamil juga dapat berkonsultasi tentang kehamilannya dengan bidan yang ada di balai gizi.
Dengan program-program peningkatan gizi, diharapkan tingkat kematian ibu dan bayi di Taraju dan Bojonggambir dapat berkurang. Dikatakan Yanti, pada 2015, seorang ibu hamil dan 6 bayi meninggal karena kekurangan gizi. Jumlah balita gizi buruk di kecamatan tersebut enam orang.
Koordinator LSM Business Watch Indonesia, Nanang Christanto menuturkan, pihaknya sebagai rekan kerja Dinas Kesehatan membantu memberikan bibit bayam, kangkung, dan sawi kepada masyarakat Taraju dan Bojonggambir. Ia berharap, program peningkatan kadar gizi di Taraju dan Bojonggambir yang diinisiasi pihaknya dapat dilanjutkan di kecamatan-kecamatan lain oleh Dinas Kesehatan Kabupaten Tasikmalaya.
"Selama ini, pemenuhan gizi itu berkesan mahal, padahal bisa diperoleh dari pekarangan sendiri. Oleh karena itu, penanaman tanaman pangan di pekarangan sangat penting," katanya. (Rani Ummi Fadila)
Sumber: Pikiran Rakyat, 26 Januari 2016